SIG dan SISTEM
PENGINDRAAN JAUH
Adakah yang mengetahui
mengenai SIG dan Inderaja. . . .??? Hmmmm....
Apa itu SIG?? dan apa
pula Inderaja itu???
Mari kita cari tau. . .
. . . . . .
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi, sedangkan Sintem Penginderaan jauh atau bisa disebut Inderaja sendiri merupakan pengamatan suatu objek dengan menggunakan satelit.
Berikut hasil resume dari juranal
PEMANFAATAN PENGINDERAAN
JAUH UNTUK PENENTUAN KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA LAUT
DI KEPULAUAN SERIBU
Dewasa
ini, produksi perikanan khususnya yang berasal dari hasil penangkapan hampir
mencapai titik jenuh, sedangkan permintaan dan kebutuhan ikan baik di dalam
negeri maupun permintaan dari pasar dunia cenderung meningkat. Untuk dapat
mencapai target produksi perikanan, maka perikanan budidaya merupakan andalan
bagi peningkatan produksi perikanan di masa yang akan datang. Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar
di dunia memiliki potensi perikanan budidaya yang tinggi. Dalam pemanfaatan wilayah pesisir dan
lautan yang begitu luas, sangat dibutuhkan informasi potensi pesisir dan lautan
yang terpadu. Informansi potensi pesisir yang berhubungan dengan pengembangan
budidaya laut seperti informasi lokasi yang idel untuk melakukan kegiatan
budidaya yang dapat berkembang secara berkelanjutan.
Sistem informasi terpadu yang tepat
untuk dapat mengolah, menyimpan data secara cepat dan mudah didapat dari
berbagai sektor adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini dapat
dipadukan dengan Teknologi Penginderaan Jauh ( Inderaja) yang
memiliki kelebihan dalam memberikan data spasial multi temporal,
cakupan yang luas dan mampu menjangkau daerah yang terpencil.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi daerah potensi budidaya kerapu
dengan daerah studi perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kepulauan Seribu
merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang tinggi dengan
karakteristik wilayah perairan berupa gugusan pulau-pulau kecil yang
dikelilingi terumbu karang. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data satelit Landsat 7/ETM, data satelit MODIS dan NOAA wilayah
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Data yang didapat berupa data sekunder
berupa peta rupa bumi, peta laut, peta arus, data pasang surut, gelombang,
iklim dan data sosial ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu.
Hasil yang di peroleh berupa informasi kedalaman, suhu permukaan
laut, muatatan padatan tersuspensi,dan keterlindungan lokasi Perairan Kepulauan
Seribu serta informasi kesesuaian fisik perairan untuk budidaya kerapu dengan
menggunakan KJA.
KESIMPULAN;
1. Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG dapat memberikan rekomendasi
awal dalam penentuan lokasi yang ideal untuk pengembangan budidaya laut.
2. Daerah kesesuaian yang diperoleh merupakan kesesuaian fisik perairan.
Untuk mendapatkan daerah potensi yang direkomendasikan, masih perlu dianalisis
lebih lanjut dengan memasukkan aspek aksesibilitas, infrastuktur, kebijakan
wilayah dan aspek konservasi.
3. Analisis parameter biofisik perairan yang dinamis dapat dijadikan
informasi tambahan dalam pelaksanaan budidaya. Berdasarkan hasil analisa, waktu
yang perlu diperhatikan adalah saat musim barat dan musim peralihan.
Selengkap dapat di lihat di sini oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=447
0 komentar:
Posting Komentar