Pages

Sabtu, 31 Desember 2011

Bioinformatic of Aquaculture


Bioinformatic of Aquaculture

Bioinformatika..........Mmmmmm apa sih sebenarnya bioinformatika itu??
Sekarang mari kita baca penjelasan dibawah ini ^^
Bioinformatika jelas dari namanya merupakan gabungan dua kata yaitu bio (biologi) dan informatika, jadi dengan kata lain bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi di bidang molekuler. Pembahasan dibidang bioinformatika ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA.

Oiya teman ada yang perlu kalian tau nih.......Ternyata Bioinformatika ini juga dapat diterapkan dalam bidang aquaculture.

Nah setelah kita tahu kalau bioinformatika itu dapat diterapkan pada bidang Aquacultur, sekarang waktunya untuk cari tahu...ting..ting..ting ^^ apa sih kegiatan dalam bidang Aquacultur itu??

Hmmmmmm pengen tau kan??
Ada nih penjelasannya di simak ya...... Menurut situs Wikipedia Budidaya perairan (Aquacultur) merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budidaya ikan, budidaya udang, budidaya tiram, serat budidaya rumput laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budidaya perairan sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan.Jadi Budidaya perairan adalah bentuk perikanan budidaya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap.
Oiya teman–teman sekarang ini di Indonesia budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budidaya yang paling umum dilakukan di kolam/empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung.

Setelah kita tahu pengertian dari apa itu Bioinformatika dan Aquacultur itu, sekarang saya akan mengajak teman-teman untuk membaca ringkasan dari jurnal yang saya ambil, dan judul jurnalnya........
KLONING cDNA HORMON PERTUMBUHANDARI IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

            Penelitian mengenai kloning cDNA dan pengkodean hormon pertumbuhan ikan gurame telah dilakukan. Sebenarnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh sekuens DNA komplemen hormon pertumbuhan sebagai langkah awal dalam rangka pengembangan teknologi rekayasa genetika ikan gurame.
Ikan gurame(Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki harga jual tinggi dan pengembangan usaha budidayanya telah menjadi fokus revitalisasi perikanan budidaya 2006 – 2009. Namun demikian, pertumbuhan yang relatif lambat merupakan salah satu masalah utama pengembangan budidaya ikan gurame, yang diduga sebagai konsekuensi langsung dari laju pertumbuhan somatik yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh sekuens DNA yang komplemen hormon pertumbuhan sebagai langkah awal dalam rangka pengembangan teknologi rekayasa genetika ikan gurame, dan untuk mengetahui pola distribusi dan otogeni ekspresi gen GH ikan gurame.
Berdasarkan hasil analisis BLAST, sekuens hasil kloning adalah sangat mirip dengan gen GH dari beberapa jenis ikan,khususnya kelompok ikan anabantid. Dengan demikian diduga bahwa sekuens hasil kloning tersebut merupakan gen GH ikan gurame, dimana panjang sekuens GH ikan gurame hasil kloning adalah 843bp yang menyandikan 204 asam amino residu.

Kesimpulan:
  1. Sekuens GH ikan gurame mengandung elemen-elemen yang konserf untuk gen GH.
  2. cDNA hormon pertumbuhan ikan gurame dari hasil kloning mempunyai ukuran 843bp yang menyandikan 204 asam residu.

Teman untuk selengkapnya dapat dilihat di sini http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3208183190.pdf

 
http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya_perairan

Jumat, 16 Desember 2011

SIG dan SISTEM PENGINDRAAN JAUH


SIG dan SISTEM PENGINDRAAN  JAUH

Adakah yang mengetahui mengenai SIG dan Inderaja. . . .??? Hmmmm....
Apa itu SIG?? dan apa pula Inderaja itu???
Mari kita cari tau. . . . . . . . .

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi, sedangkan Sintem Penginderaan jauh atau bisa disebut Inderaja sendiri merupakan pengamatan suatu objek dengan menggunakan satelit.


Berikut hasil resume dari juranal

 PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENENTUAN KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA LAUT
DI KEPULAUAN SERIBU

          Dewasa ini, produksi perikanan khususnya yang berasal dari hasil penangkapan hampir mencapai titik jenuh, sedangkan permintaan dan kebutuhan ikan baik di dalam negeri maupun permintaan dari pasar dunia cenderung meningkat. Untuk dapat mencapai target produksi perikanan, maka perikanan budidaya merupakan andalan bagi peningkatan produksi perikanan di masa yang akan datang. Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi perikanan budidaya yang tinggi. Dalam pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang begitu luas, sangat dibutuhkan informasi potensi pesisir dan lautan yang terpadu. Informansi potensi pesisir yang berhubungan dengan pengembangan budidaya laut seperti informasi lokasi yang idel untuk melakukan kegiatan budidaya yang dapat berkembang secara berkelanjutan.

Sistem informasi terpadu yang tepat untuk dapat mengolah, menyimpan data secara cepat dan mudah didapat dari berbagai sektor adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini dapat dipadukan dengan Teknologi Penginderaan Jauh ( Inderaja) yang memiliki kelebihan dalam memberikan data spasial multi temporal, cakupan yang luas dan mampu menjangkau daerah yang terpencil.

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi daerah potensi budidaya kerapu dengan daerah studi perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang tinggi dengan karakteristik wilayah perairan berupa gugusan pulau-pulau kecil yang dikelilingi terumbu karang. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satelit Landsat 7/ETM, data satelit MODIS dan NOAA wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Data yang didapat berupa data sekunder berupa peta rupa bumi, peta laut, peta arus, data pasang surut, gelombang, iklim dan data sosial ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu.

Hasil yang di peroleh berupa informasi kedalaman, suhu permukaan laut, muatatan padatan tersuspensi,dan keterlindungan lokasi Perairan Kepulauan Seribu serta informasi kesesuaian fisik perairan untuk budidaya kerapu dengan menggunakan KJA.
KESIMPULAN;
1. Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG dapat memberikan rekomendasi awal dalam penentuan lokasi yang ideal untuk pengembangan budidaya laut.
2. Daerah kesesuaian yang diperoleh merupakan kesesuaian fisik perairan. Untuk mendapatkan daerah potensi yang direkomendasikan, masih perlu dianalisis lebih lanjut dengan memasukkan aspek aksesibilitas, infrastuktur, kebijakan wilayah dan aspek konservasi.
3. Analisis parameter biofisik perairan yang dinamis dapat dijadikan informasi tambahan dalam pelaksanaan budidaya. Berdasarkan hasil analisa, waktu yang perlu diperhatikan adalah saat musim barat dan musim peralihan.

Selengkap dapat di lihat di sini oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=447